You are currently browsing the monthly archive for August 2008.

Bandung ASGP, Belum juga kepengurusan GP Farmasi Jawa Barat periode 2008~2014 dikukuhkan sejumlah aktifitas organisasi sudah banyak dilakukan, seperti kunjungan kehormatan kepada Gubernur Jawa Barat, pejabat-pejabat terkait lainnya, dua kali bakti social, kunjungan ke beberapa daerah, kali ini Pengurus GP Farmasi Jawa Barat menerima kunjungan Mr. David C Christner, M.D. (MA), Ph.D . Presiden dari World Health Advanced Technologies, ltd-USA.

Kunjungan di kantor GP Farmasi dimaksud antara lain dibicarakan berbagai kemungkinan kerjasama investasi di bidang obat-obat mutakhir dari USA. Hadir dalam kunjungan tersebut antara lain, Ketua Umum, Sekum dan sekretaris bidang organisasi GP Farmasi.

Bandung ASGP, Prestasi Polda Jabar dalam memberantas obat-obat tradisional yang mengandung bahan kimia, telah dibuktikan dengan dimusnahkannya obat-obat tradisional yang mengandung bahan kimia tersebut, di halaman Polda Jabar pada tanggal 27 Agustus 2008, hari ini. Obat tradisional yang membahayakan organ tubuh itu, senilai Rp 500 Milyar. Pemusnahan itu sesuai dengan penetapan Pengadilan negeri Kabupaten Sumedang.

Barang bukti itu berdasarkan uji laboratorium maupun evaluasi penandaan merupakan Obat Tradisional Tanpa Ijin Edar dari Badan POM, obat tradisional yang diproduksi pabrik gelap ( produsen yang tidak terdaftar di Badan POM, dan obat tradional mengandung Bahan Kimia Obat (OT BKO). OT BKO ini diantaranya mengandung Subtramin, Hidroklorida, Sildenafit Sirat, Fenilbutason, Deksametason, Metampiron, dan Parasetamol yang membahayakan kesehatan manusia bila bila dikomsumsi tanpa resep dokter.

Hadir dalam acara pemusnahan itu, disamping jajaran Polda Jabar, Mabes POLRI, Ketua Badan POM Pusat dan Daerah, Ketua DPRD Jabar dan Jajaran Pengurus GP Farmasi Kota Bandung dan Jawa Barat.

Read the rest of this entry »

MEMILIH jus buah sebagai minuman saat menelan obat-obatan tampaknya perlu dihindari. Sebuah riset terbaru mengindikasikan, jus buah dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap obat-obatan sehingga membuat terapi penyembuhan menjadi kurang efektif.

Para ahli farmasi di Kanada dalam riset yang dipublikasikan, Rabu (20/8), menyatakan bahwa jus grapefruit (jeruk merah), jus orange dan apel terbukti dapat mengganggu kemampuan tubuh menyerap obat-obat tertentu dan mengurangi efektivitas terapi. Berdasarkan hasil penelitian, jus buah dapat mengurangi efektivitas obat-obat yang digunakan untuk penyakit jantung, kanker, transplantasi organ dan “secara potensial menghilangkan efek khasiatnya.”

David Bailey, profesor farmakologi klinis dari University of Western Ontario yang memimpin riset ini, adalah orang pertama yang mengidentifikasi potensi jus grapefruit meningkatkan absorpsi obat-obat tertentu serta meneliti kemungkinan mengubah dosis normal menjadi dosis berlebihan. Temuan terbarunya, yang merupakan riset lanjutan bailey, dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Chemical Society ke-236 di Philadelphia.

“Ketika kita menggunakan obat, Anda harus meminumnya dengan dosis yang tepat. Dosis terlalu rendah tidak akan memberi efek yang Anda inginkan, terlalu tinggi akan memicu peluang menghasilkan efek berlebihan atau dasar beracun,”

“Belum lama ini, kami menemukan bahwa zat yang terkandung dalam grapefruit dan jus buah lainnya dapat menurunkan absorpsi oral pada obat-obat tertentu selama proses transportasi penyerapan dalam jaringan pencernaan. Masalahnya adalah hilangnya khasiat pengobatan sangat penting artinya bagi penyembuhan penyakit serius,” ungkap Bailey

Dalam risetnya, Bailey melibatkan relawan untuk meminum fexofenadine, sejenis antihistamin untuk mengatasi alergi. Para relawan menelan obat ini dengan pilihan meminum segelas jus grapefruit dan air putih biasa dan air yang dicampur naringin (zat yang memberi rasa kecut pada buah-buahan). Hasilnya menunjukkan, relawan yang minum jus grapefruit ternyata hanya menyerap setengah dari kadar fexofenadine dibanding mereka yang meminum air putih.

Menurut peneliti, jus grapefruit mengandung bahan utama naringin, yang memberi rasa kecut serta aroma khas. Naringin inilah yang diduga memblok “transporter” obat yang dinamakan OATP1A2 yang mengangkut bahan aktif obat dari usus kecil ke pembuluh darah.

“Pemblokiran transporter ini mengurangi absorpsi obat dan menetralisasi potensi manfaatnya. Di lain pihak, obat-obat yang kadarnya meningkat dengan kehadiran jus grapefruit tampaknya memblok sejenis enzim penting dalam metabolisme obat bernama CYP3A4, yang secara normal berfungsi memecah obat,” kata peneliti.

Selain grapefruit, peneliti menemukan bahwa jus orange dan jus apel yang justru lebih banyak diminum ketimbang jus grapefruit juga menunjukkan efek yang sama. Kedua jenis jus ini, kata peneliti, memang mengandung naringin.

Sejauh ini, di antara obat-obat yang terpengaruh konsumsi grapefruit, jeruk dan jus apel adalah : etoposide, sejenis obat antikanker; jenis beta blocker (atenolol, celiprolol, talinolol) yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan mencegah serangan jantung dan beberapa jenis antibiotik (ciprofloxacin, levofloxacin, itraconazole). Penurunan interaksi obat juga dialami cyclosporine – obat yang digunakan mencegah penolakan dalam transplantasi organ. Daftar obat-obatan ini dipekirakan bakal terus bertambah panjang seiring dengan berlanjutnya penelitian.

Bailey mengatakan pasien seharusnya berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan adanya pengaruh minuman jus dalam konsumsi obat. Ia juga meminta pasien sebaiknya disiplin menggunakan air putih ketika menelan obat.

Read the rest of this entry »

Read the rest of this entry »

Bandung-ASGP, GP Farmasi Jawa Barat telah menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial, berupa pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, kepada sekitar 350 orang warga se Kelurahan babakan Ciamis Kota Bandung, pada tanggal 9 Agustus 2008 yang lalu. Hadir pada acara bakti sosial tersebut Gubernur H. Achmad Heriawan, yang kemudian dimanfaatkannya untuk bersilatutrahmi dengan masyarakat yang hadir pada acara bakti sosial tersebut.

Ketua Umum GP farmasi Jawa Barat mengatakan, bahwa acara perdana program bakti sosial dalam periode kepemimpinannya, akan dilanjutkan di daerah-daerah yang sangat membutuhkan bersama sama dengan pengurus GP Farmasi cabang. Hal yang menggembirakan dari acara ini adalah besarnya atensi dan animo masyarakat, sehingga pesertanya membludak. Dikatakan Deddy Widjaya bahwa hal ini adalah isyarat betapa besar arti dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Artinya, visi GP Farmasi “Jabar sehat” dan Program Pemerintah Provinsi Jawa Barat, gayung bersambut dengan harapan masyarakat Jawa Barat itu sendiri.

Bakti Sosial ini di layani oleh empat orang dokter, apoteker dan sejumlah aktifis GP Farmasi Jawa Barat yang turut melayani pemberian obat-obatan dan berlangsung dari pukul 07.30 hingga pukul 12.00.

Tanaman tembakau yang terinfeksi penyakit virus ternyata dapat dimanfaatkan untuk mengobati kanker kelenjar getah bening.

“Ini pertama kali tumbuhan digunakan untuk menghasilkan protein yang ketika dimasukkan ke tubuh manusia mampu menghambat pertumbuhan sel kanker,” kata Dr Ron Levy, peneliti dari Stanford University School of Medicine California.

“Ini juga merupakan cara yang dipergunakan untuk menyembuhkan kanker tanpa efek samping,” tambahnya seperti diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Menurut Levy, tanaman tembakau sering dijumpai terserang penyakit virus. Namun, setelah diinjeksi dengan gen yang mengandung virus penyebab kelenjar getah bening, tanaman tembakau yang tidak sehat itu menghasilkan protein (antibodi).

Ketika antibodi itu disuntikkan kepada penderita kanker kelenjar getah bening, ternyata mampu mencegah perkembangan sel kanker tersebut.

Read the rest of this entry »

Blog Stats

  • 16,097 hits
August 2008
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Top Clicks

  • None